Dulu Benci Sekarang Suka

Sabtu, 17 Oktober 2015





             Aku sibakan tirai jendela hotel. Pemandangan pantai Kuta tampak indah di pagi hari. Terdengar suara erangan kecil dari arah belakang. Aku memandangnya, tersenyum Wajah polosnya tampak tenang . Sudah hampir dua puluh lima tahun aku mengarungi biduk rumah tangga bersamanya. Suka dan sedih aku lalui bersamanya. Bersama cinta yang semakin tumbuh. Di sini di Bali aku berbulan madu bersama suamiku. Sambil mengingat perjalanan cintaku bersamanya. Cinta sejati. Ini sekarang dulu sekali aku benci dia. Benci pria yang kini jadi suamiku.

            “Apa, aku gak salah dengar mam!”teriakku keras. Mama menggelengkan kepalanya .
            “Ini bukannya jaman Siti Nurbaya mam. Aku memang belum punya pacar tapi apa perlu aku dijodohkan dengan anak kenalan mama? Pokoknya aku gak mau!”teriakku keras. Mama hanya tersenyum. Aku memandangnya curiga, aku tahu betul mama punya pendirian yang teguh. Tak mungkin mama mengalah denganku. Betul saja, aku diajak mama ikut acara makan malam dengan kenalan mama. Saat di sana aku dikenalkan dengan teman mama dan juga anak lelakinya.
            “Kenalin nih Mira, ini Tomy anak tante Sita,”tukas mama. Aku memberi salam dan mendongak pada pria jangkung di depanku. Aku kaget. Aku kenal pria ini bertahun-tahun yang lalu. Teman SMP. Aku menarik tanganku dari genggamannya.
            “Selamat sore , si kucir merah,”seringainya. Aku melotot ke arahnya. Dia mengingatkan aku kembali kalau aku membenci pria di depanku dulu sekali. Dia selalu mengejekku dengan si kucir merah. Hampir setiap kali bertemu dia selalu mengejekku dengan si kucir merah. Aku kembali duduk dan sepanjang acara makan malam itu aku hanya diam dan sekali-kali melotot ke arah Tomy yang sering mengedipkan matanya padaku. Huh, sudah dewasa juga masih menyebalkan!!!!!.

            Malam minggu aku habiskan di rumah dengan bacaan novel tapi tidak malam ini. Aku dikejutkan dengan ketukan halus di pintu rumah. Saat aku buka seringai Tomy muncul di hadapanku. Segera aku tutup pintu tapi Tomy jauh lebih cepat menahan pintunya. Aku melotot padanya, tapi Tomy dengan gaya khasnya menatapku lembut.
            “Ganti bajumu, ada film bagus  di Blitz. Cepet!,”tegurnya seenaknya.
            “Siapa itu Mira?”tanya mama dari dalam kamar. Aku tak mau ribut dengan mama sehingga aku mengiyakan saja ajakan Tommy. Sepanjang perjalanan aku memilih lebih baik diam. Tomy lebih banyak bercerita tentang pekerjaannya. Aku akhirnya bercerita juga walau harus berkali-kali Tomy  menanyakan padaku. Kadang ada tatapan lembut darinya yang membuat sedikit berdesir. Aku tak tahu apa itu namanya, tapi perasaanku mulai menghangat jalan bersamanya.

            Entah mengapa perasaan menghangat di tubuhku semakin menguat saat aku jalan bersama Tomy. Dia berbeda dengan Tomy yang dulu. Aku tahu manusia akan berubah seiring dengan kedewasaannya . Aku kini mulai menyukainya. Ini kali pertama aku jatuh cinta padanya. Cinta pertama untuk pria menyebalkan beberapa tahun yang lalu. Aku meikmati debaran jantungku saat bersama Tomy. Perhatian dan kelakarnya membuatku nyaman bersamanya. Aku memandangnya. Tomy menyeringai  seperti biasanya. Ah, dia pria yang menyebalkan sungguh aku jatuh cinta padanya!!!!!

            Kini aku melihatnya berbaring di tempat tidurnya . Matanya terpejam.Ah, Tomy kau masih selalu menyayangiku  . Tetap menjadi bagian dari jiwaku. Aku mencintainya . Cinta pertama yang berakhir bahagia. Indah kan kisah cinta pertamaku???


4 komentar:

Arinta Setia Sari Says:
19 Oktober 2015 pukul 23.38

Happy ending ya? kirain banyak konflik hehehe

Tira Soekardi Says:
20 Oktober 2015 pukul 12.48

sebetulnya maunya banyak konflik tapi dibatasi hanya 500 kata saja

Obat Tradisional Luka Bakar Says:
21 Oktober 2015 pukul 23.42

Sungguh indah cinta pertamana
iasanya cinta pertama suka berakhir tragis

Tira Soekardi Says:
22 Oktober 2015 pukul 12.50

kadang cinta pertama tak selalu menyedihkan

Posting Komentar