Aku
sibakan tirai jendela hotel. Pemandangan pantai Kuta tampak indah di pagi hari.
Terdengar suara erangan kecil dari arah belakang. Aku memandangnya, tersenyum
Wajah polosnya tampak tenang . Sudah hampir dua puluh lima tahun aku mengarungi
biduk rumah tangga bersamanya. Suka dan sedih aku lalui bersamanya. Bersama
cinta yang semakin tumbuh. Di sini di Bali aku berbulan madu bersama suamiku.
Sambil mengingat perjalanan cintaku bersamanya. Cinta sejati. Ini sekarang dulu
sekali aku benci dia. Benci pria yang kini jadi suamiku.
“Apa, aku gak salah dengar
mam!”teriakku keras. Mama menggelengkan kepalanya .
“Ini bukannya jaman Siti Nurbaya
mam. Aku memang belum punya pacar tapi apa perlu aku dijodohkan dengan anak kenalan
mama? Pokoknya aku gak mau!”teriakku keras. Mama hanya tersenyum. Aku
memandangnya curiga, aku tahu betul mama punya pendirian yang teguh. Tak
mungkin mama mengalah denganku. Betul saja, aku diajak mama ikut acara makan
malam dengan kenalan mama. Saat di sana aku dikenalkan dengan teman mama dan
juga anak lelakinya.
“Kenalin nih Mira, ini Tomy anak
tante Sita,”tukas mama. Aku memberi salam dan mendongak pada pria jangkung di
depanku. Aku kaget. Aku kenal pria ini bertahun-tahun yang lalu. Teman SMP. Aku
menarik tanganku dari genggamannya.
“Selamat sore , si kucir merah,”seringainya.
Aku melotot ke arahnya. Dia mengingatkan aku kembali kalau aku membenci pria di
depanku dulu sekali. Dia selalu mengejekku dengan si kucir merah. Hampir setiap
kali bertemu dia selalu mengejekku dengan si kucir merah. Aku kembali duduk dan
sepanjang acara makan malam itu aku hanya diam dan sekali-kali melotot ke arah
Tomy yang sering mengedipkan matanya padaku. Huh, sudah dewasa juga masih
menyebalkan!!!!!.
Malam minggu aku habiskan di rumah
dengan bacaan novel tapi tidak malam ini. Aku dikejutkan dengan ketukan halus
di pintu rumah. Saat aku buka seringai Tomy muncul di hadapanku. Segera aku
tutup pintu tapi Tomy jauh lebih cepat menahan pintunya. Aku melotot padanya,
tapi Tomy dengan gaya khasnya menatapku lembut.
“Ganti bajumu, ada film bagus di Blitz. Cepet!,”tegurnya seenaknya.
“Siapa itu Mira?”tanya mama dari
dalam kamar. Aku tak mau ribut dengan mama sehingga aku mengiyakan saja ajakan
Tommy. Sepanjang perjalanan aku memilih lebih baik diam. Tomy lebih banyak
bercerita tentang pekerjaannya. Aku akhirnya bercerita juga walau harus berkali-kali
Tomy menanyakan padaku. Kadang ada tatapan
lembut darinya yang membuat sedikit berdesir. Aku tak tahu apa itu namanya,
tapi perasaanku mulai menghangat jalan bersamanya.
Entah mengapa perasaan menghangat di
tubuhku semakin menguat saat aku jalan bersama Tomy. Dia berbeda dengan Tomy
yang dulu. Aku tahu manusia akan berubah seiring dengan kedewasaannya . Aku
kini mulai menyukainya. Ini kali pertama aku jatuh cinta padanya. Cinta pertama
untuk pria menyebalkan beberapa tahun yang lalu. Aku meikmati debaran jantungku
saat bersama Tomy. Perhatian dan kelakarnya membuatku nyaman bersamanya. Aku
memandangnya. Tomy menyeringai seperti
biasanya. Ah, dia pria yang menyebalkan sungguh aku jatuh cinta padanya!!!!!
Kini aku melihatnya berbaring di
tempat tidurnya . Matanya terpejam.Ah, Tomy kau masih selalu menyayangiku . Tetap menjadi bagian dari jiwaku. Aku
mencintainya . Cinta pertama yang berakhir bahagia. Indah kan kisah cinta
pertamaku???
4 komentar:
19 Oktober 2015 pukul 23.38
Happy ending ya? kirain banyak konflik hehehe
20 Oktober 2015 pukul 12.48
sebetulnya maunya banyak konflik tapi dibatasi hanya 500 kata saja
21 Oktober 2015 pukul 23.42
Sungguh indah cinta pertamana
iasanya cinta pertama suka berakhir tragis
22 Oktober 2015 pukul 12.50
kadang cinta pertama tak selalu menyedihkan
Posting Komentar