Pandangang
mata terus melihat pohon-pohon kurma
Yang
mendekap siang itu di teriknya langit kota Madinah
Buah-buah
yang nampak memberikan lipatan warna
Buah
yang bisa memberikan energi baru buat tubuh
Gugusan
kenangan di sana saat kurma begitu banyak
Di
hadapan kita seperti semangat yang terbarukan
Dan
akan hilang saaat hilang dari pandangan mata
Entah
kemana larinya
Sejuta
rasa dari kecap lidah yang terasa
Di
manisnya kurma
Semakin
membayang dalam angan-angan
Kapan
bisa mencicipi lagi di kebun kurma
Dengan
sejuta kenangan di sana
Yang
mengharu biru yang tak terlupakan
Selamat
jalan kenangan manis di sini
Sampai
kita bisa datang dan mencicipi lagi manisnya kurma di sini
Cirebon,
25 November 2017
Kenangan
di kebun kurma di Madinah
8 komentar:
27 November 2017 pukul 16.15
Subhanallah,,, aku selama ini makan kurma aja blm pernah liat asli dari pohonny atau makan dr pohonnyaa....
nice
27 November 2017 pukul 18.28
bagus sekali puisinya tetnag pohon kurmanya :)
27 November 2017 pukul 19.50
makan kurma dari pohonnya langsung di tempat asalnya :) :)
-Traveler Paruh Waktu
28 November 2017 pukul 04.47
Di sini kurmanya juga manis, Mbak Hastira. Apa bedanya dengan yang di Madinah?
28 November 2017 pukul 11.30
iya mbak farichatul
28 November 2017 pukul 11.32
tekno medan, makasih
28 November 2017 pukul 11.34
iya mas bara
28 November 2017 pukul 11.38
peny, kurmanya macam2 mbak, ada kurma nabi dlll dan rasa manisnya juga berbeda
Posting Komentar