Titian yang
berhias saat menjejakan di tanah Belitung
Saat berdiri di
tanah putih di seberang sekolah Laskar pelangi
Berdiri pohon
yang meranggas , sendiri dengan kayu yang mulai mengering
Ah, beginilah
saat terik daun berguguran meninggalkan rantingnya
Akhirnya gundul
tak berdaun
Memberikan
suasana seperti kepingan cerita sedih.
Cerita sedih
karena hidupnya gersang
Sendiri , entah
apa sanggup menatap lagi
Semua hilang
dengan memudarnya harapan
Karena kini
yang tinggal hanya ranting-ranting kering
Tak berdaun
yang menyisakan penyesalan
Mengapa panas
ini menerpa diriku....
Andai aku bisa
meminta, aku ingin hidupku semarak lagi dengan daun-daun
Tak lagi harus
berubah warna menjadi coklat gersang
Kering dan itu
menyakitkan..
Apa harus
begini sampai umurku menua
Bak rindu
enggan menghilang dalam hidupku
Aku ingin hidup
seratus tahun lagi
Kembalikan
daunku, kembalikan nafasku
Tubuhku
kering kerontang
Kututup kidung
sunyi ini dengan air mata pedih
Akankah aku
sendiri di sini dengan segala kepedihan
dengan tubuh
yang meranggas
Cirebon,30
Januari 2018
Di lokasi
sekolah Laskar pelangi
8 komentar:
29 Januari 2018 pukul 18.44
Keren nih puisinya..
Akan lbh bagus kalo fotonya black n white gitu jd lbh Dramatis
30 Januari 2018 pukul 05.39
Pengin ke Laskar Pelangi belum kesampaian ...Semoga segera :)
30 Januari 2018 pukul 11.19
tadinya mau gitu mbak daruma, tp aku ingin memperlihatkan kalau pohon itu diantara tanaman lainnya yang masih hijau
30 Januari 2018 pukul 11.21
semoga bisa ke sana mbak dian
31 Januari 2018 pukul 19.07
Alhamdulillah aku pernah ke sana mbak. Dan asli indah banget laskar pelangi ini
1 Februari 2018 pukul 11.19
betul mbak amallia
11 Februari 2018 pukul 03.01
Jadi kepingin kesana :D
11 Februari 2018 pukul 12.21
wah bisa mampir mbak wardhina
Posting Komentar